protokol hdlc - komunikasi data dan jaringan
TUGAS
KOMUNIKASI DATA dan JARINGAN
PROTOKOL HDLC
Di Susun Oleh kelompok VII :
ZULHISAN AJ (121100341)
Dosen : KEUKEU ROHANDI, S.Kom, M.Kom
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN dan INFORMATIKA DAN KOMPUTER
STMIK INDONESIA
PADANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah ini Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Padang, Februari 2014
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Dosen mata kuliah Komunikasi Data dan Jaringan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK&KD). Makalah ini disusun berdasarkan tugas kelompok, dan kami kelompok 7 mendapat bagian menyusun materi mengenai Perkembangan Protokol HDLC,Konfigurasi,dan Cara kerja Protokol HDLC serta Rekomendasi I-TUT.
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Protokol HDLC ?
2. Bagaimana konfigurasi dari protokol HDLC ?
3. Bagaimana Cara Kerja Protokol HDLC ?
4. Bagaimana Rekomendasi dari I-TUT ?
3. Tujuan
1. Menjelaskan Definisi Protokol HDLC
2. Menjelaska konfigurasi dari protokol HDLC
3. Mengetahui Cara Kerja Protokol HDLC
4. Mengetahui Rekomendasi dari I-TUT
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
ISI
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
Contents
PROTOKOL HDLC.. 6
PROTOKOL HDLC Protokol HDLC ( High level Data Link Control ) adalah protokol yang digunakan dengan WAN (Wide-Area Networks) yang secara luas dapat mengatasi kerugian-kerugian yang ada pada protokol-protokol yang berorientasi karakter seperti BiSynch, yaitu yang hanya dapat bekerja secara Half-Duplex dan penggunaan karakter DLE untuk mendapatkan transparansi pesan. Dua protokol utama dalam HDLC adalah LAPB untuk sambungan titik-ke-titik dan RNM untuk sambungan banyak titik. Cara kerja Protokol HDLC dapat dilihat pada gambar berikut :
Station Sekunder
Station Primer
Kanal A
ACK1 ACK2 ACK3 ACK4
Kanal B
Modem
Station Sekunder
Station Sekunder
b. Polled Network
Gambar 1. Network
Pada saat pesan-pesan biner murni, misalkan karakter tak terpisah, dikirimkan lewat satu kanal, Acknowledgement dapat dikirimkan lewat kanal yang lain dengan arah yang berlawanan. Station pengirim akan mengirimkan serangkaian blok data secara kontinu dan hanya berhenti jika menerima pemberitahuan bahwa blok yang mengandung kesalahan. Pada saat isyarat NAK diterima beberapa blok lain setelah blok yang berisi kesalahan sudah terkirim. Blok-blok yang dikirimkan harus diberi nomor sehingga dapat diidentifikasi secara terpisah, setiap blok harus disimpan pada pengirim untuk selang waktu yang diperlukan untuk sebuah pemberitahuan kesalahan diterima.
1. Konfigurasi Protokol HDLC
Gambar berikut menunjukan format bingkai HDLC; bendera awal, medan alamat, dan medan kontrol yang disebut header. Bingkai yang dikirimkan dapat berupa bingkai supervisor (supervisory frame) atau data pesan. Bingkai supervisor digunakan untuk konfirmasi penerimaan bingkai informasi secara benar, kondisi siap dan sibuk, dan untuk melaporkan urutan bingkai yang berisi kesalahan.
Bendera berhenti 8 bit
Urutan Cek Bingkai 16-bit
Pesan
Medan kendali 8-bit
Medan alamat 8-bit
Bendera mulai
8-bit
Gambar 2. Konfigurasi HDLC
a. Bendera Mulai dan berhenti
Awal dan akhir pesan ditandai dengan bendera mulai dan berhenti yang berisi sejumlah bit dengan pola 01111110. Bendera mulai juga digunakan untuk menentukan sinkronisasi detak penerima dengan detak pengirim. Semua station sekunder yang aktif akan mencari bendera ini sehingga mereka dapat melakukan sinkronisasi yang diinginkan. Perlu dicatat bahwa jika ada dua atau lebih bingkai yang berturutan hanya diperlukan sebuah bendera karena bendera berhenti untuk sebuah bingkai dapat diperlakukan sebagai bendera mulai bagi bingkai berikutnya. Untuk mempertahankan transparansi medan informasi, deretan bit ini tidak boleh muncul dalam medan informasi; jika harus ada, maka pengirim akan menyisipkan sebuah 0 setelah 1 yang kelima (disebut bit stuffing). Jika penerima mendeteksi 5 buah 1 secara berturutan diikuti dengan 0, penerima akan mengubah 0 menjadi 1 untuk mendapatkan datanya yang asli. Hal ini disajikan berikut :
data asli 00111111 maka harus diubah menjadi 00011111 dan dikirimkan, penerima menerima 00011111 akan diubah menjadi data asli yaitu 00111111.
b. Medan alamat
Medan alamat 8-bit (kadang-kadang 16-bit) menunjukan alamat station kedua yang dituju; hal ini tidak diperlukan pada sambungan titik-ke-titik, meskipun sering juga ditambahkan pada saat station primer mengirim ke jaringan, medan alamat akan mengidentifikasikan station primer yang diinginkan. Jika pengiriman data ke arah sebaliknya, medan alamat menunjukan station sekunder ke station primer. Station primer tidak mempunyai alamat.
c. Medan Kendali
Medan kendali 8-bit (kadang-kadang 16-bit), yang menunjukan fungsi bingkai, berada pada salah satu dari tiga format bingkai ; Supervisory, Informasi dan tak bernomor. Ketiga format ini dapat dilihat pada gambar berikut :
7 6 5 4 3 2 1 0
N(r)
P/F
N(s)
0
a.
N(r)
P/F
S
S
0
1
b.
M
M
M
P/F
M
M
1
1
c.
Gambar 3. Medan Kendali
1) bit 0 = 0 merupakan bingkai informasi
Bingkai informasi digunakan untuk mengirimkan informasi dan mempunyai bit 0 yang diset 0, N(s) untuk bit 1, 2, 3 dan N(r) untuk bit 5, 6, 7 adalah urutan hitungan pengiriman dan penerimaan (0 sampai 7), dan akan disimpan oleh setiap station untuk setiap bingkai informasi yang dikirimkan atau diterima oleh station tersebut. Dalam polled network setiap station sekunder mempunyai pencacah N(s)/N(r) tersendiri sedangkan station primer mempunyai pencacah yang terpisah untuk setiap station sekunder. Urutan pencacah yang diterima akan memberitahukan station-station lain bahwa sederetan bingkai akan diterima, sehingga akan memberikan Acknowledgement bahwa sejumlah bingkai telah diterima tanpa kesalahan.
P/F adalah bit poll/final yang digunakan oleh station primer – jika diset 1 – untuk meminta tanggapan dari station sekunder, yaitu bertindak sebagai poll. Station sekunder biasanya menggunakan bit P/F yang diset 1 untuk menunjukan bingkai terakhir dari sederetan bingkai yang dikirimkan. Bit-bit P/F selalu dipertukarkan antara station primer dan sekunder. Panjang medan informasi biasanya kelipatan delapan bit.
2) Bit 0 = 1 dan bit 1 = 0 adalah bingkai perintah/tanggapan supervisory.
Bingkai supervisory digunakan untuk mengawali dan mengendalikan pengiriman informasi. Bingkai tak bernomor digunakan untuk mengatur mode operasi dan menginisialisasi semua station.
a). Jika bit P/F = 1, maka bingkai berasal dr station primer ke sekunder.
b) Jika bit P/F = 0, maka bingkai berasal dr station sekunder ke primer.
Bingkai perintah/tanggapan digunakan untuk mengendalikan pengiriman data pada jalur. Perintah hanya berasal dari station primer dan tanggapan hanya berasal dari station sekunder.
Bingkai supervisor digunakan untuk mengendalikan aliran dan kesalahan, yang akan menginforma-sikan penerimaan bingkai informasi, mengaktifkan isyarat siap atau sibuk, dan melaporkan kesalahan. Jika bit 0 diset 1 menunjukan bahwa bingkai adalah bingkai perintah/tanggapan, dan jika bit 1 diset 0 menunjukan bingkai supervisory. Medan informasi tidak muncul. Bit 2 dan 3 dapat berisi informasi seperti terlihat pada table 14 berikut :
Pilihan SREJ seringkali tidak dilaksanakan. RR dan RNR sangat mirip dengan ACK dan NAK pada Bisynch. Bit P/F berfungsi sama seperti di dalam bingkai informasi, yaitu akan bertindak sebagai poll jika diset 1 oleh station primer, dan sebagai penunjuk akhir pesan jika diset 1 oleh station sekunder. Bit 5, 6, 7 berisi N(r) yang memungkinkan station penerima untuk mengacknowledge penerimaan yang benar atas sejumlah bingkai.
Tabel 14. Medan Informasi
0 0
Penerima siap (RR)
Semua bingkai sampai dengan N(r)-1 diterima dengan benar
1 0
Penerima tak siap (RNR)
Semua bingkai dengan N(r)-1 diterima dengan benar. Jangan mengi-rimkan bingkai lagi sampai isyarat RR diperoleh
0 1
Tolak (REJ)
Kirim ulang dimulai bingkai N(r).
1 1
Penolakan terseleksi
Kirim ulang bingkai nomor N(r).
3) Bit 0 = 1 dan bit 1 = 1 adalah bingkai perintah/tanggapan tak bernomor.
Bingkai tak bernomor menyediakan 5 bit; yang disebut sebagai modifier (M), yang digunakan untuk mempersiapkan perintah-perintah dan tanggapan-tanggapan tambahan, dan rinciannya tersaji sebagai berikut :
Tabel 15. Medan Informasi
No. Bit
7 6 5 4 3 2 1 0
Fungsi
Perintah
0 0 1 P/F 0 0 1 1
0 0 0 P/F 0 0 1 1
1 0 0 P/F 0 0 1 1
0 1 0 P/F 0 0 1 1
0 0 0 P/F 0 1 1 1
1 0 1 P/F 1 1 1 1
1 1 1 P/F 0 0 1 1
1 1 0 P/F 0 1 1 1
Poll tak bernomor
Info. tak bernomor
Mode tang.Normal
Terputus
Atur Mode inisialis
Ident.Stat. penukar
Test
Atur konfigurasi
Tanggap
0 0 0 P/F 0 0 1 1
0 1 1 P/F 0 0 1 1
0 0 0 P/F 0 1 1 1
0 0 0 P/F 1 1 1 1
1 0 0 P/F 0 1 1 1
1 0 1 P/F 1 1 1 1
1 1 1 P/F 0 0 1 1
0 1 0 P/F 0 0 1 1
1 1 0 P/F 0 1 1 1
Info.tak bernomor
ACK tak bernomor
Minta mode inisial
Mode terputus
Penolakan bingkai
Station penukar
Test
Minta diputus
Atur konfigurasi
d. Medan Informasi
Medan informasi HDLC dapat mempunyai panjang sembarang, tetapi pada SDLC harus mempunyai panjang yang merupakan kelipat-an 8. Pada setiap byte, bit signifikan terkecil dikirimkan terlebih dahulu. Isi medan infor-masi akan diperlakukan sebagai data biner meskipun mungkin berisi karakter ASCII.
1) Bingkai pemeriksa ururtan
Bingkai pemeriksa urutan dengan panjang 16 bit akan memeriksa data yang diterima untuk mencari kesalahan dengan menggunakan Cyclic Redundancy Check (CRC) 16 bit berdasar rekomendasi ITU-T V41. CRC digunakan untuk membangkitkan suku banyak X16 + X12 + X5 + 1. Karakter pemeriksa blok akan dihitung dari medan alamat, kendali dan informasi untuk membentuk pemeriksa urutan bingkai. Jika bingkai yang diterima bebas dari kesalahan, pencacah penerima N(r) ditambah dengan 1. Lihat gambar berikut :
pada kejadian 4 terjadi kesalahan, maka penerima mengirim RR. Demikian juga pada kejadian 8 terjadi kesalahan, maka penerima mengirim RR.
1
2
3
4
Station 5 Station
Primer Sekunder
6
7
Gambar 4. Transmisi pencacah penerima
1. berisi I, N(s) =0, N(r) = 0
2. berisi I, N(s) =1, N(r) = 0
3. berisi I, N(s) =2, N(r) = 0
4. berisi I, N(s) =3, N(r) = 0,P RR,N(r) = 3,F
5. berisi I, N(s) =4, N(r) = 0
6. berisi I, N(s) =5, N(r) = 0
7. berisi I, N(s) =6, N(r) = 0
8. berisi I, N(s) =1, N(r) = 0,P RR, N(r) = 7,F
2) Pengiriman Data titik-ke-titik Full Duplex
Dalam HDLC dimungkinkan adanya dua mode operasi yang disebut mode tanggapan normal dan mode tanggapan tak sinkron. Dari kedua mode ini, mode kedualah yang paling sering digunakan. Dalam mode ini, station sekunder hanya dapat mengirimkan data setelah memberikan tanggapan atas poll dari station primer. Gambar di atas menunjukan urutan isyarat terkirim dari station primer ke station sekunder. Urutan pengiriman kembali ke 0 setelah blok ke 7 karena hal inilah yang menunjukan cacah maksimum blok yang dapat dikirim tanpa Acknowledgement. Jika pengirim informasi mempunyai kesalahan, Acknowledgement yang dikembalikan ke station pengirim akan menunjukan bingkai yang berisi kesalahan. Sebagai contoh, jika bingkai 2 diterima secara tidak benar maka tanggapannya adalah RR, N(r) = 2, F, untuk menunjukan bahwa bingkai terakhir yang diterima secara benar adalah bingkai nomor N(r) – 1 = bingkai 1.
2. Rekomendasi ITU-T
Rekomendasi ITU-T V42 adalah protokol Full-Duplex yang mempunyai dua bagian. Bagian pertama adalah MNP IV dan akan mengacknowledge keberadaan sejumlah besar sistem yang menggunakan protokol itu; bagian 2 adalah pengembangan dari protokol ITU-T X25 LAP-B yang dikenal dengan LAP-M. protokol LAP-B (link acces procedure balanced) dikenal sebagai prosedur akses link untuk modem (LAP-M). V42 bis berkaitan dengan kompresi data sebagai tambahan dari pembetul kesalahan V42 untuk pengiriman data tak sinkron. V42bis berurusan dengan kompresi data sebagai tambahan pada pembetulan kesalahan V42 untuk pengiriman data tak sinkron.
KOMUNIKASI DATA dan JARINGAN
PROTOKOL HDLC
Di Susun Oleh kelompok VII :
ZULHISAN AJ (121100341)
Dosen : KEUKEU ROHANDI, S.Kom, M.Kom
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN dan INFORMATIKA DAN KOMPUTER
STMIK INDONESIA
PADANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah ini Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Padang, Februari 2014
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Dosen mata kuliah Komunikasi Data dan Jaringan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK&KD). Makalah ini disusun berdasarkan tugas kelompok, dan kami kelompok 7 mendapat bagian menyusun materi mengenai Perkembangan Protokol HDLC,Konfigurasi,dan Cara kerja Protokol HDLC serta Rekomendasi I-TUT.
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Protokol HDLC ?
2. Bagaimana konfigurasi dari protokol HDLC ?
3. Bagaimana Cara Kerja Protokol HDLC ?
4. Bagaimana Rekomendasi dari I-TUT ?
3. Tujuan
1. Menjelaskan Definisi Protokol HDLC
2. Menjelaska konfigurasi dari protokol HDLC
3. Mengetahui Cara Kerja Protokol HDLC
4. Mengetahui Rekomendasi dari I-TUT
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
ISI
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
Contents
PROTOKOL HDLC.. 6
PROTOKOL HDLC Protokol HDLC ( High level Data Link Control ) adalah protokol yang digunakan dengan WAN (Wide-Area Networks) yang secara luas dapat mengatasi kerugian-kerugian yang ada pada protokol-protokol yang berorientasi karakter seperti BiSynch, yaitu yang hanya dapat bekerja secara Half-Duplex dan penggunaan karakter DLE untuk mendapatkan transparansi pesan. Dua protokol utama dalam HDLC adalah LAPB untuk sambungan titik-ke-titik dan RNM untuk sambungan banyak titik. Cara kerja Protokol HDLC dapat dilihat pada gambar berikut :
Station Sekunder
Station Primer
Kanal A
ACK1 ACK2 ACK3 ACK4
Kanal B
- Sambungan dari titik-ke-titik
Modem
Station Sekunder
Station Sekunder
b. Polled Network
Gambar 1. Network
Pada saat pesan-pesan biner murni, misalkan karakter tak terpisah, dikirimkan lewat satu kanal, Acknowledgement dapat dikirimkan lewat kanal yang lain dengan arah yang berlawanan. Station pengirim akan mengirimkan serangkaian blok data secara kontinu dan hanya berhenti jika menerima pemberitahuan bahwa blok yang mengandung kesalahan. Pada saat isyarat NAK diterima beberapa blok lain setelah blok yang berisi kesalahan sudah terkirim. Blok-blok yang dikirimkan harus diberi nomor sehingga dapat diidentifikasi secara terpisah, setiap blok harus disimpan pada pengirim untuk selang waktu yang diperlukan untuk sebuah pemberitahuan kesalahan diterima.
1. Konfigurasi Protokol HDLC
Gambar berikut menunjukan format bingkai HDLC; bendera awal, medan alamat, dan medan kontrol yang disebut header. Bingkai yang dikirimkan dapat berupa bingkai supervisor (supervisory frame) atau data pesan. Bingkai supervisor digunakan untuk konfirmasi penerimaan bingkai informasi secara benar, kondisi siap dan sibuk, dan untuk melaporkan urutan bingkai yang berisi kesalahan.
Bendera berhenti 8 bit
Urutan Cek Bingkai 16-bit
Pesan
Medan kendali 8-bit
Medan alamat 8-bit
Bendera mulai
8-bit
Gambar 2. Konfigurasi HDLC
a. Bendera Mulai dan berhenti
Awal dan akhir pesan ditandai dengan bendera mulai dan berhenti yang berisi sejumlah bit dengan pola 01111110. Bendera mulai juga digunakan untuk menentukan sinkronisasi detak penerima dengan detak pengirim. Semua station sekunder yang aktif akan mencari bendera ini sehingga mereka dapat melakukan sinkronisasi yang diinginkan. Perlu dicatat bahwa jika ada dua atau lebih bingkai yang berturutan hanya diperlukan sebuah bendera karena bendera berhenti untuk sebuah bingkai dapat diperlakukan sebagai bendera mulai bagi bingkai berikutnya. Untuk mempertahankan transparansi medan informasi, deretan bit ini tidak boleh muncul dalam medan informasi; jika harus ada, maka pengirim akan menyisipkan sebuah 0 setelah 1 yang kelima (disebut bit stuffing). Jika penerima mendeteksi 5 buah 1 secara berturutan diikuti dengan 0, penerima akan mengubah 0 menjadi 1 untuk mendapatkan datanya yang asli. Hal ini disajikan berikut :
data asli 00111111 maka harus diubah menjadi 00011111 dan dikirimkan, penerima menerima 00011111 akan diubah menjadi data asli yaitu 00111111.
b. Medan alamat
Medan alamat 8-bit (kadang-kadang 16-bit) menunjukan alamat station kedua yang dituju; hal ini tidak diperlukan pada sambungan titik-ke-titik, meskipun sering juga ditambahkan pada saat station primer mengirim ke jaringan, medan alamat akan mengidentifikasikan station primer yang diinginkan. Jika pengiriman data ke arah sebaliknya, medan alamat menunjukan station sekunder ke station primer. Station primer tidak mempunyai alamat.
c. Medan Kendali
Medan kendali 8-bit (kadang-kadang 16-bit), yang menunjukan fungsi bingkai, berada pada salah satu dari tiga format bingkai ; Supervisory, Informasi dan tak bernomor. Ketiga format ini dapat dilihat pada gambar berikut :
7 6 5 4 3 2 1 0
N(r)
P/F
N(s)
0
a.
N(r)
P/F
S
S
0
1
b.
M
M
M
P/F
M
M
1
1
c.
Gambar 3. Medan Kendali
1) bit 0 = 0 merupakan bingkai informasi
Bingkai informasi digunakan untuk mengirimkan informasi dan mempunyai bit 0 yang diset 0, N(s) untuk bit 1, 2, 3 dan N(r) untuk bit 5, 6, 7 adalah urutan hitungan pengiriman dan penerimaan (0 sampai 7), dan akan disimpan oleh setiap station untuk setiap bingkai informasi yang dikirimkan atau diterima oleh station tersebut. Dalam polled network setiap station sekunder mempunyai pencacah N(s)/N(r) tersendiri sedangkan station primer mempunyai pencacah yang terpisah untuk setiap station sekunder. Urutan pencacah yang diterima akan memberitahukan station-station lain bahwa sederetan bingkai akan diterima, sehingga akan memberikan Acknowledgement bahwa sejumlah bingkai telah diterima tanpa kesalahan.
P/F adalah bit poll/final yang digunakan oleh station primer – jika diset 1 – untuk meminta tanggapan dari station sekunder, yaitu bertindak sebagai poll. Station sekunder biasanya menggunakan bit P/F yang diset 1 untuk menunjukan bingkai terakhir dari sederetan bingkai yang dikirimkan. Bit-bit P/F selalu dipertukarkan antara station primer dan sekunder. Panjang medan informasi biasanya kelipatan delapan bit.
2) Bit 0 = 1 dan bit 1 = 0 adalah bingkai perintah/tanggapan supervisory.
Bingkai supervisory digunakan untuk mengawali dan mengendalikan pengiriman informasi. Bingkai tak bernomor digunakan untuk mengatur mode operasi dan menginisialisasi semua station.
a). Jika bit P/F = 1, maka bingkai berasal dr station primer ke sekunder.
b) Jika bit P/F = 0, maka bingkai berasal dr station sekunder ke primer.
Bingkai perintah/tanggapan digunakan untuk mengendalikan pengiriman data pada jalur. Perintah hanya berasal dari station primer dan tanggapan hanya berasal dari station sekunder.
Bingkai supervisor digunakan untuk mengendalikan aliran dan kesalahan, yang akan menginforma-sikan penerimaan bingkai informasi, mengaktifkan isyarat siap atau sibuk, dan melaporkan kesalahan. Jika bit 0 diset 1 menunjukan bahwa bingkai adalah bingkai perintah/tanggapan, dan jika bit 1 diset 0 menunjukan bingkai supervisory. Medan informasi tidak muncul. Bit 2 dan 3 dapat berisi informasi seperti terlihat pada table 14 berikut :
Pilihan SREJ seringkali tidak dilaksanakan. RR dan RNR sangat mirip dengan ACK dan NAK pada Bisynch. Bit P/F berfungsi sama seperti di dalam bingkai informasi, yaitu akan bertindak sebagai poll jika diset 1 oleh station primer, dan sebagai penunjuk akhir pesan jika diset 1 oleh station sekunder. Bit 5, 6, 7 berisi N(r) yang memungkinkan station penerima untuk mengacknowledge penerimaan yang benar atas sejumlah bingkai.
Tabel 14. Medan Informasi
0 0
Penerima siap (RR)
Semua bingkai sampai dengan N(r)-1 diterima dengan benar
1 0
Penerima tak siap (RNR)
Semua bingkai dengan N(r)-1 diterima dengan benar. Jangan mengi-rimkan bingkai lagi sampai isyarat RR diperoleh
0 1
Tolak (REJ)
Kirim ulang dimulai bingkai N(r).
1 1
Penolakan terseleksi
Kirim ulang bingkai nomor N(r).
3) Bit 0 = 1 dan bit 1 = 1 adalah bingkai perintah/tanggapan tak bernomor.
Bingkai tak bernomor menyediakan 5 bit; yang disebut sebagai modifier (M), yang digunakan untuk mempersiapkan perintah-perintah dan tanggapan-tanggapan tambahan, dan rinciannya tersaji sebagai berikut :
Tabel 15. Medan Informasi
No. Bit
7 6 5 4 3 2 1 0
Fungsi
Perintah
0 0 1 P/F 0 0 1 1
0 0 0 P/F 0 0 1 1
1 0 0 P/F 0 0 1 1
0 1 0 P/F 0 0 1 1
0 0 0 P/F 0 1 1 1
1 0 1 P/F 1 1 1 1
1 1 1 P/F 0 0 1 1
1 1 0 P/F 0 1 1 1
Poll tak bernomor
Info. tak bernomor
Mode tang.Normal
Terputus
Atur Mode inisialis
Ident.Stat. penukar
Test
Atur konfigurasi
Tanggap
0 0 0 P/F 0 0 1 1
0 1 1 P/F 0 0 1 1
0 0 0 P/F 0 1 1 1
0 0 0 P/F 1 1 1 1
1 0 0 P/F 0 1 1 1
1 0 1 P/F 1 1 1 1
1 1 1 P/F 0 0 1 1
0 1 0 P/F 0 0 1 1
1 1 0 P/F 0 1 1 1
Info.tak bernomor
ACK tak bernomor
Minta mode inisial
Mode terputus
Penolakan bingkai
Station penukar
Test
Minta diputus
Atur konfigurasi
d. Medan Informasi
Medan informasi HDLC dapat mempunyai panjang sembarang, tetapi pada SDLC harus mempunyai panjang yang merupakan kelipat-an 8. Pada setiap byte, bit signifikan terkecil dikirimkan terlebih dahulu. Isi medan infor-masi akan diperlakukan sebagai data biner meskipun mungkin berisi karakter ASCII.
1) Bingkai pemeriksa ururtan
Bingkai pemeriksa urutan dengan panjang 16 bit akan memeriksa data yang diterima untuk mencari kesalahan dengan menggunakan Cyclic Redundancy Check (CRC) 16 bit berdasar rekomendasi ITU-T V41. CRC digunakan untuk membangkitkan suku banyak X16 + X12 + X5 + 1. Karakter pemeriksa blok akan dihitung dari medan alamat, kendali dan informasi untuk membentuk pemeriksa urutan bingkai. Jika bingkai yang diterima bebas dari kesalahan, pencacah penerima N(r) ditambah dengan 1. Lihat gambar berikut :
pada kejadian 4 terjadi kesalahan, maka penerima mengirim RR. Demikian juga pada kejadian 8 terjadi kesalahan, maka penerima mengirim RR.
1
2
3
4
Station 5 Station
Primer Sekunder
6
7
Gambar 4. Transmisi pencacah penerima
1. berisi I, N(s) =0, N(r) = 0
2. berisi I, N(s) =1, N(r) = 0
3. berisi I, N(s) =2, N(r) = 0
4. berisi I, N(s) =3, N(r) = 0,P RR,N(r) = 3,F
5. berisi I, N(s) =4, N(r) = 0
6. berisi I, N(s) =5, N(r) = 0
7. berisi I, N(s) =6, N(r) = 0
8. berisi I, N(s) =1, N(r) = 0,P RR, N(r) = 7,F
2) Pengiriman Data titik-ke-titik Full Duplex
Dalam HDLC dimungkinkan adanya dua mode operasi yang disebut mode tanggapan normal dan mode tanggapan tak sinkron. Dari kedua mode ini, mode kedualah yang paling sering digunakan. Dalam mode ini, station sekunder hanya dapat mengirimkan data setelah memberikan tanggapan atas poll dari station primer. Gambar di atas menunjukan urutan isyarat terkirim dari station primer ke station sekunder. Urutan pengiriman kembali ke 0 setelah blok ke 7 karena hal inilah yang menunjukan cacah maksimum blok yang dapat dikirim tanpa Acknowledgement. Jika pengirim informasi mempunyai kesalahan, Acknowledgement yang dikembalikan ke station pengirim akan menunjukan bingkai yang berisi kesalahan. Sebagai contoh, jika bingkai 2 diterima secara tidak benar maka tanggapannya adalah RR, N(r) = 2, F, untuk menunjukan bahwa bingkai terakhir yang diterima secara benar adalah bingkai nomor N(r) – 1 = bingkai 1.
2. Rekomendasi ITU-T
Rekomendasi ITU-T V42 adalah protokol Full-Duplex yang mempunyai dua bagian. Bagian pertama adalah MNP IV dan akan mengacknowledge keberadaan sejumlah besar sistem yang menggunakan protokol itu; bagian 2 adalah pengembangan dari protokol ITU-T X25 LAP-B yang dikenal dengan LAP-M. protokol LAP-B (link acces procedure balanced) dikenal sebagai prosedur akses link untuk modem (LAP-M). V42 bis berkaitan dengan kompresi data sebagai tambahan dari pembetul kesalahan V42 untuk pengiriman data tak sinkron. V42bis berurusan dengan kompresi data sebagai tambahan pada pembetulan kesalahan V42 untuk pengiriman data tak sinkron.